Kamis, 25 Oktober 2012

Guru adalah Model..


Kata dosen mata kuliah PKN,  “guru itu model, yang akan dicontoh oleh murid-muridnya”. Ternyata tidak hanya seorang guru saja, bahkan sikap orang dewasa saja banyak yang ditiru oleh anak-anak, karena memang sudah sifat anak-anak yang suka melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa, apalagi kalau orang itu yang dia sukai, tetapi tidak hanya yang disukai saja loh, terkadang peran-peran yang dianggapnya lucu dan menarik bisa di ikuti, seperti sepupu ku ini yang menirukan gerakan topeng monyet yang berjalan dengan membungkukkan badannya sambil berkeling gitu,, itu dilakukannya agar menarik perhatian orang disekitarnya karena dia melihat bahwa tindakan seperti itu lucu, memang lucu sih.. hehe… itu salah satu faktor dari sikap yang dicontoh oleh anak-anak dari sebuah pertunjukan topeng monyet..
Guru pun demikian, segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dalam kelas maupun ketika lewat dan lain sebagainya akan ditiru oleh anak-anak, bisa dari kebiasaan guru tersebut, gaya bicaranya, perilakunya, bahkan sikap yang menyimpang dari guru tersebut saja dapat diikuti oleh siswanya, seperti halnya apabila guru sering datang terlambat, maka siswa pun akan mencontoh hal yang sama karena anggapan mereka guru nya saja datang terlambat. Karena siswa itu lebih percaya dan nurut terhadap gurunya, seperti apabila orang tua menyuruh anak nya agar tidak main kotor-kotoran, tetapi anak itu suka bermain dan seandainya gurunya berkata bahwa kotor itu sehat, maka si anak akan lebih mengikuti apa yang dikatakan oleh sang guru. Karna memang sifat anak-anak itu itu senang bermain, maka seharusnya orang tua juga tidak boleh melarangnya untuk tidak bermain. Karena itu akan berdampak pada sikap dan emosional anak tersebut ketika nanti disekolah.
Oleh karena itu, seorang guru itu harus hati-hati dalam segala hal, baik mulai dari sikapnya, bahasanya, kebiasaannya, dan bahkan penampilannya karena anak  murid itu lebih nurut kepada gurunya dibandingkan dengan orang tuanya.

bad dream..



Banyak mitos yang mengatakan bahwa mimpi itu kenyataan, ada yang bilang juga bahwa mimpi itu gambaran kejadian yang akan kita alami dikemudian hari. Whatever lah, aku tidak terlalau menaggapi smua omongan itu, tetapi malam ini membuat aku memikirkan perkataan mitos itu tentang mimpi,
Mimpi buruk yang aku alami semalam sangatlah nyata, seolah aku tidak sedang bermimpi, mimpi dihantui oleh sesosok perempuan, entah masih hidupkah atau sudah tiada, yang jelas dalam mimpi itu dia ingin mencelakakan aku, tetapi kenapa badan ini susah sekali untuk digerakan, susah sekali untuk membuka mata, sampai saat ketika terbangun kembali aku masih memikirkan mimpi itu, apakah mimpi yang aku alami semalam itu merupakan sebuah pertanda buruk bagi ku atau karena kecerobohan ku yang lupa membaca doa pada saat sebelum tidur… dan kenapa juga mimpi itu terjadi pada malam idul adha ini... huft..!
Entahlah, aku tidak mau memikirkannya lagi, tapi mimpi itu membuat aku selalu berhalusinasi yang tidak-tidak, aku selalu merasa ketakutan, dan berbagai macam perasaan yang membuatku tidak nyaman apabila masuk kedalam kamar..
Just hopping it will not nappen again, and all will be fine… !

we're the perfect two...


you can the peanut butter to my jelly...
you can be the butterflies i feel in my belly...
you can can be the captain i can be your first mate...
you can be the chills that i feel on our first date...
you can be the hero i can be your side kick...
you can be the tear that i cry if we ever split..
you can be the rain from the cloud when it's stormin...
or you can be the sun when it shines in the morning...

you can be the prince and i can be your princess...
you can be the sweet tooth i can be the dentist...
you can be the shoes and i can be the laces...
you can be the heart that i spill on the pages...
you can be the vodka and i can be the chaser...
you can be the pencil and i can be the paper...
you can be as cold as the winter weather...
but i don't care as long as were together...


you know that i'll never doubt you..
and you know that i think about you..
and you know i can't live without you..
i love the way that you smile and maybe in just a while
i can see me walk down the aisle



don't know if i could ever be without you,
cause boy you complete me...
and in time i know that we'll both see that we're all we need,
cause you're the apple to my pie...
you're the straw to my berry...
you're the smoke to my high
and you're the one i wanna marry..
cause you're the one for me.. and i'm the one for you..
you take the both of us and we're the perfect two...


Rabu, 17 Oktober 2012

Besaran, Satuan, dan Pengukuran


Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, khususnya tentang interaksi antara materi (zat) dan energi. Gejala-gejala alam dan interaksi yang biasa diungkapkan biasanya dapat pula dirumuskan dalam besaran besaran fisika. Diantara besaran besaran fisika tersebut terdapat besaran besaran yang dapat diukur secara langsung. Oleh kaena itu, pengukuran merupakan satu bagian penting dalam fisika.
Dalam fisika terapan, pengykuran juga memegang peranan penting. Misalnya ketika anda berada dalam kokpit pesawat terbang, anda dapat melihat bebrapa alat ukur, yaitu alat ukur ketinggian pesawat (altimeter) , alat ukur kecepatan angin (anemometer), dan alat ukur tekanan udara (barometer). Nilai besaran yang ditunjukan oleh alat ukur tersebut diperlukan oleh pilot dan awak pesawat untuk mengukur dan mengendalikan pesawat sehingga dapat melayang di udara.

A. Pengukuran

Apa yang dapat kalian jelaskan apabila kalian minta mendeskripsikan meja tulis yang ada di kelas kalian? Selain bentuk meja, salah satu yang dapat dijelaskan adalah ukuran meja. Namun bagiamana kalian dapat mengetahui ukuran meja tersebut. Mungkin anda akan mendeskripsikannya dengan menghitung ukuran meja itu dengan jengkal, jika ukuran meja yang dinyatakan dengan jumlah panjang jengkalan dadibandingkan dengan jumlah panjang jengkal adik anda, bagaimana hasilnya? Hasilnya akan samakah pada keduanya?
Kegiatan itu dinamakan mengukur, akan tetapipengukuran yang anda lakukan tidak sesuai jika digunakan dalam fisika.  Hasil yang berbeda ini menunjukan bahwa hasil pengukuran itu tergantung pada satuan. Dan dalam fisika pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar.


















B. BESARAN
Besaran bersifat kuantitatif, segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka/nilai.
Mengukur membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Besaran terbagi menjadi dua kelompok :
1. Besaran pokok
Merupakan besaran yang tidak diturunkan dari besaran yang lain.

2. BesaranTurunan
Besaran yang diturunkan dari suatu beberapa besaran pokok, seperti
Luasdan volume = diturunkan dari besaran pokok panjang.
Massa Jenis = diturunkan dari besaran pokok massa dan panjang.
Kecepatan = diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu.
NO BESARAN POKOK SATUAN LAMBANG SATUAN
1 Panjang Meter m
2 Massa Kilogram Kg
3 Waktu Sekon S
4 Temperatur Kelvin K
5 KuatarusListrik Ampere A
6 IntensitasCahaya Candela Cd
7 Jum;lahZat mol mol

BESARAN NOTASI SATUAN
Luas A
Volume V
Massa Jenis ρ kgmˉ³
Kecepatan V msˉ¹
Percepatan α msˉ²
Gaya F Newton (N)








Satuan adalah pembanding dalam ukuran, ciri-ciri :
Dapat diukur
Berupa angka dan mempunyai nilai
Mempunyai satuan
Satuan di bagi menjadi:
1. Satuan Baku
Satuan yang diakui secara internasional, misalnya : meter, kilogram, dan sekon.
2. SatuanTidak Baku
Satuan yang tidak diakui secara internasional, misalnya : depa, jengkal, dan hasta.
Contoh untuk menentukan besaran dan satuan :
1. Panjang meja 100 cm
Besaran = panjang meja
Nilai = 100
Satuan = cm

2. Massa buku 20 kg
Besaran = massa buku
Nilai = 20
Satuan = kg




Volume sebuah balok merupakan sebuah hasil panjang lebar dan tinnginya meskipun ketiganya memiliki nama yang berbeda yaitu panjang lebar dan tinggi sebenarnya semua merupakan besaran yang sama, bagaimana mengetahui ketiganya perubahan besaran yang sama?
Untuk mengetahuinya dapat digunakan analisis dimensional. Dari analisis dimensional mengetahui panjang lebar dan tinggi memiliki dimensi yang sama yaitu dimensi panjang. Oleh karna itu pula volume balok diketahui memiliki dimensi sama dengan dimensi panjang pangkat tiga dengan demikian dapat diketahui bahwa dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran besaran pokoknya.
Dalam system internasional terdapat tujuh besaran pokok yang berdimensi serta dua besaran pokok tambahan yang tidak berdimensi.
NO BESARAN POKOK SATUAN NOTASI SATUAN DIMENSI
1 Panjang Meter M [L]
2 Massa Kilogram Kg [M]
3 Waktu Secon S [T]
4 Temperature Kelvin K [Ө]
5 Kuataruslistrik Ampere A [I]
6 Intensitascahaya Candela Cd [J]
7 Jumlahzat mol mol [N]
NO BESARAN POKOK SATUAN NOTASI SATUAN DIMENSI
1 Sudut Radian Rad -
2 Sudutruang steradian sr -


materi konflik sosial


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia.Ketika berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama.Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia.Konflik sosial telah ada dari zaman kuno hingga zaman modern seperti saat ini.Contohnya konflik pada zaman kuno yang terjadi antar dewa dalam bentuk peperangan, konflik antar suku, antar agama, dan lain sebagainya. Konflik sosial merupakan proses sosial yan terjadi pada individu atau kelompok. Masing-masing berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan dan amarah.
Secara umum, konflik sosial diartikan sebagai pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Dalam sosiologi sendiri, konflik sosial merupakan  gambaran tentang terjadinya percekcokan, perselisihan, ketegangan, atau pertentangan sebagai akibat dari perbedaan – perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat, baik perbedaan secara individual maupun perbedaan kelompok. Perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan pendapat pandangan,  penafsiran, pemahaman, kepentingan, atau perbedaan yang lebih luas dan umum, seperti perbedaan agama, ras, suku bangsa,  bahasa, profesi, golongan poitik dan kepercayaan.
Secara istilah, konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Menurut Kartono & Gulo (1987), konflik berarti ketidaksepakatan dalam satu pendapat emosi dan tindakan dengan orang lain. Keadaan mental merupakan hasil impuls-impuls, hasrat-hasrat, keinginan-keinginan dan sebagainya yang saling bertentangan, namun bekerja dalam saat yang bersamaan.Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih.Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent), bisa juga berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent).
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah suatu pertentangan dalam bentuk-bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada bentuk perlawanan terbuka antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung satu sama lain yang sama-sama merasakan tujuan yang saling tidak cocok, kelangkaan sumber daya dan hambatan yang didapat dari pihak lain dalam mencapai tujuannya.
Menurut Myers, dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi.Bahkan sering kali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.
Beda halnya dengan konflik menurut Robbin (1996: 431) yang mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.
B. SUMBER TERJADINYA KONFLIK SOSIAL
Pada umumnya penyebab munculnya konflik kepentingan sebagai berikut:
1.  Perbedaan kebutuhan, nilai, dan tujuan,
2. Langkanya sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang, popularitas dan posisi, dan
3. Persaingan. Ketika kebutuhan, nilai dan tujuan saling bertentangan, ketika sejumlah sumber daya menjadi terbatas, dan ketika persaingan untuk suatu penghargaan serta hak-hak istimewa muncul, konflik kepentingan akan muncul (johnson & johnson, 1991).
Sedangkan Handoko (1998) menyatakan bahwa sumber-sumber konflik adalah sebagai berikut.
1. Komunikasi: salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dantidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2. Struktur: pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.
Menurut Anoraga (dalam Saputro, 2003) suatu konflik dapat terjadi karena perbendaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan, dan perasaan sensitif.
1. Perbedaan pendapat
Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang maumengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.
2. Salah paham
Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.
3. Ada pihak yang dirugikan
Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.
4. Perasaan sensitif
Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain.



Sumber terjadinya konflik sosial juga dapat dikategorikan kedalam 5 faktor berikut :
1. Factor perbedaan individu dalam masyarakat
Perbedaan ini terjadi karena perbedaan antar anggota masyarakat secara perorangan, baik secara fisik dan mental, maupun perbedaan material dan non material.Perbedaan fisik biasanya berhubungan dengan keadaan jasmaniah, seperti rupa atau kecantikan, kesempurnaan indera, atau bentuk tubuh.Perbedaan mental seperti kepintaran, kemampuan dan keterampilan, pendirian atau perasaan.Sedangkan perbedaan material berhubungan dengan kepemilikan harta.Dan perbedaan non material, biasanya berhubungan dengan status sosial seseorang.Perbedaan – perbedaan tersebut yang pada akhirnya menimbulkan bentrokan dalam anggota masyarakat.
2. Perbedaan pola kebudayaan
Perbedaan yang terdapat antar daerah atau suku bangsa yang memiliki budaya berbeda, atau terdapat dalam suatu daerah yang sama karena perbedaan paham agama dan pandangan hidup. Sehingga dari perbedaan pola kebudayaan tersebut dapat melahirkan dan memperkuat sentiment primordial yang dapat mengarah kepada terjadinya konflik antar golongan atau kelompok.
3. Perbedaan status sosial
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam kelompok atau masyarakat yang untuk mendapatkannya ada yang bisa diusahakan dan ada pula status yang diperoleh tanpa diusahakan.Terdapatnya beragam kedudukan dalam masyarakat dapat menimbulkan perselisihan untuk mendapatkan kedudukan yang baik.
4. Perbedaan kepentingan
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya jadi pada setiap manusia memiliki kepentingan dan usaha yang berbeda baik kebutuhan dasar maupun kebutuhan sosial yang dapat menimbulkan pertentangan antar individu atau kelompok.Jadi, konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan dapat terjadi pada setiap masyarakat pada setiap tingkatannya.
5. Terjadinya perubahan sosial
Perubahan sosial dengan konflik mempunyai hubungan yang erat, karena perubahan sosial dapat terjadi akibat konflik sosial dan sebaliknya perubahan sosial dapat menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan pada saat unsur-unsur baru masuk kedalam suatu sistem sosial, hal itu dapat menimbulkan perubahan sosial yang akan memicu terjadinya konflik apabila anggota masyarakat tidak seluruhnya menerima.
Konflik sosial sendiri dapat bersifat negatif maupun positif.Negatif, apabila pertentangan yang terjadi tidak dapat diselesaikan secara damai dan berakhir dengan munculnya pecahan.Dan positif, apabila konflik sosial dapat terselesaikan dan mengarah kepada perbaikan struktur serta sistem sosial.
Dengan demikian konflik sosial baik yang bersifat positif maupun negatif memiliki fungsi bagi kemajuan masyarakat, berfungsinya konflik bagi kehidupan sosial akan bergantung kepada individu atau kelompok yang bertikai dalam menghadapinya. Secara lebih rinci, konflik sosial yang dapat memberikan fungsi bagi masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Akomodasi, merupakan salah satu cara menyelesaikan konflik sosial yang dapat menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat dan dapat melahirkan bentuk kerja sama antar kelompok.
b. Konflik sebagai media untuk menumbuhkan dan meningkatkan perasaan solidaritas dalam kelompok. Sehingga dapat mendorong terbentuknya kerja sama yang lebih baik.
c. Mengaktifkan peran individu atau kelompok dalam aktifitas-aktifitas sosial.  Yang sebelumnya kurang berperan atau bersikap sebagai akibat dari adanya konflik yang dihadapinya.
d. Menjadi sarana komunikasi bagi pihak yang berkonflik, sehingga masing-masing merasa terdorong untuk saling mengetahui.
C. JENIS – JENIS KONFLIK SOSIAL
Menurut jenisnya, konflik social dapat dibedakan menjadi :
1. Konflik dekstruktif, yaitu konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang atau dendam terhadap pihak lain. Biasanya mengarah pada proses penghancuran.
2. Konflik Konstruktif, merupakan konflik fungsional karena adanya perbedaan pendapat dari masing – masing kelompok hingga akhirnya menghasilkan sosuli masalah.
3. Konflik Vertikal, terjadi antara komponen masyarakat dalam suatu struktur social yang bersifat hierarkis.
4. Konflik horizontal, terjadi antara individu atau kelompok yang sederajat.
5. Konflik terbuka, artinya konflik yang diketahui semua pihak.
6. Konflik tertutup, artinya konflik yang hanya diketahui oleh pihak yang bertikai saja.
7. Konflik Interindividu, artinya konflik yang terjadi akibat peran ganda yang dijalankan oleh seseorang.
8. Konflik antarindividu, konflik yang terjadi akibat perbedaan gagasan dan kepentingan.
9. Konflik antarkelompok, pertentangan antar kelompok
D. BENTUK – BENTUK KONFLIK SOSIAL
Pada umumnya terdapat 6 bentuk konflik sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yaitu:
1. Konflik pribadi
Konflik pribadi, merupakan pertentangan yang terjadi secara individual  dan  melibatkan dua orang yang bertikai.
2. Konflik kelompok
Terjadi karena adanya pertentangan antara  dua kelompok dalam masyarakat. Seperti perselisihan antar partai, dan lain-lain.
3. Konflik antarkelas sosial
Terjadi pada status sosial yang berbeda, yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan atau perbedaan pandangan.


4. Konflik rassial
Rassial adalah pertikaian yang terjadi karena didasaran perbedaan pandangan terhadap adanya perbedaan ciri-ciri jasmaniah.
5. Konflik politik
Merupakan salah satu aspek dalam sistem sosial yang menyangkut masalah kekuasaan, wewenang dan pemerintahan.Konflik politik itu sendiri adalah pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena perbedaan pendapat atau ideology yang dianut oleh masing-masing kelompok.
6. Konflik budaya
Yaitu pertentangan yang biasanya terjadi karena adanya perbedaan budaya.
7. Konflik Agama
Yaitu pertentangan yang terjadi disebabkan oleh suatu keyakinan, kepercayaan, dan ajaran agama.Konflik agama bisa terjadi dalam satu agama yang menganut keyakinan tertentu.
Secara teoritis konflik dapat dibedakan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatannya :
1. Konflik tingkat tendah, merupakan konflik yang bertujuan untuk membinasahkan lawan secara langsung dengan menggunakan kekerasan.
2. Konflik tingkat menengah, merupakan pertentangan yang menggunakan strategi untuk mengalahkan lawan, baik dengan cara kekerasan yang menggunakan pihak lain atau memaksakan kehendak dengan memberikan pengaruh.
3. Konflik tingkat tinggi, yaitu konflik yang bersifat positif karena pertentangan yang terjadi berlangsung secara rasional berdasarkan pandangan yang berbeda tetapi memiliki dasar pemikiran yang nyata.
Menurut Dahrendorf (1986), konflik dibedakan menjadi 4 macam:
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role);
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank);
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa); dan
4. Konflik antar satuan nasional (perang saudara)
E. AKIBAT KONFLIK SOSIAL
Konflik Sosial memiliki dampak positif dan negative, yaitu :
1. Dampak Positif
a. Meningkatkan solidaritas kelompok
b. Mendorong kekuatan pribadi untuk menyelesaikan berbagai macam konflik
c. Munculnya norma baru
d. Mendorong kesadaran kelompok untuk berkompromi
2. Dampak Negatif
a. Menimbulkan perpecahan
b. Rusaknya sarana dan prasarana
c. Meningkatnya keresahan masyarakat
d. Lumpuhnya roda perekonomian
e. Hancurnya harta benda bahkan korban jiwa
F. PROSES TERJADINYA KONFLIK SOSIAL
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap, yaitu:
(1) oposisi atau ketidakcocokan potensial;
(2) kognisi dan personalisasi;
(3) maksud;
(4) perilaku; dan
 (5) hasil.
Oposisi atau ketidakcocokan potensial adalah adanya kondisi yang mencipta-kan kesempatan untuk munculnya koinflik.Kondisi ini tidak perlu langsung mengarah ke konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu jika konflik itu harus muncul. Kondisi tersebut dikelompokkan dalam kategori: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi yang buruk merupakan alasan utama dari konflik, selain itu masalah-masalah dalam proses komunikasi berperan dalam menghalangi kolaborasi dan merangsang kesalahpahaman. Struktur juga bisa menjadi titik awal dari konflik. Struktur dalam hal ini meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan anggotatujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok-kelompok. Variabel pribadi juga bisa menjadi titik awal dari konflik.
G. POLA PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL
Pola penyelesaian konflik bila dipandang dari sudut menang-kalah pada masing-masing pihak, maka ada empat bentuk pengelolaan konflik, yaitu:
1. Bentuk kalah-kalah (menghindari konflik)
Bentuk pertama ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut.
2. Bentuk menang-kalah (persaingan)
Bentuk kedua ini memastikan bahwa satu pihak memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya kekuasaan atau pengaruh digunakan untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut individu tersebut yang keluar sebagai pemenangnya.Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah.
3. Bentuk kalah-menang (mengakomodasi)
Agak berbeda dengan bentuk kedua, bentuk ketiga yaitu individu kalah-pihak lain menang ini berarti individu berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini digunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar.Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang diinginkan.
4. Bentuk menang-menang (kolaborasi)
Bentuk keempat ini disebut dengan gaya pengelolaan konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuannya adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa masing masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu kedua kepentingan tersebut (Prijosaksono dan Sembel, 2002).
H. CARA MENYELESAIKAN KONFLIK SOSIAL
Terdapat beberapa cara untuk menyelesaikan konflik berdasarkan kebiasaan yang digunakan masyarakat untuk menyekesaikannya yaitu :
1. Konsiliasi
Konsiliasi berasal dari kata consolation yang memiliki arti perdamaian.Cara ini digunakan dalam menyelesaikan suatu konflik melalui upaya mempertemukan dua pihak yang bertikai atau berselisih guna tercapainya kesepakatan untuk mengadakan damai diantara keduanya.
2. Mediasi
Berasal dari kata mediation yang berarti perantara atau media. Mediasi dijadikan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan suatu konflik dengan menggunakan jasa pihak ketiga sebagai perantara yang menjadi penghubung diantara kedua belah pihak yang berselisih.
3. Arbitrase
Arbitrase berasal dari kata arbitration dan yang menentukan keputusan arbitrer. Penyelesaian konflik dengan cara arbitrse yaitu melalui pengadialan yang dipimpin oleh seseorang yang berperan untuk memutuskan.
4. Paksaan
Paksaan atau coercion dijadika sebagai alternative dalam menyelesaikan konflik apabila terjadi ketidak seimbangan diantara kedua belah pihak yang bertikai sehingga pihak yang lemah tidak dapat mengambil keputusan untuk menyelesaika pertikaianya karena pihak lawan lebih kuat.  Sedangkan konflik tersebut harus terselesaikan karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi salah satu pihak yang bertikai sehingga untuk menyelesaikan konflik tersebut pihak yang kuat lebih berperan untuk menentukn cara penyelesaiannya, baik melalui paksaan secara psikologis maupun secara fisik dengan tujuan supaya pihak yang lemah mengakhiri pertikaiannya dengan mengadakan kepatuhan kepada pihak yang kuat.
5. Detente
Detente memiliki arti mengendurkan atau mengurangi ketegangan.Dalam menyelesaikan suatu konflik detente lebih bersifat persuasif terhadap dua belah pihak yang berselisih.
Hendricks (2001) mengemukaan lima gaya pengelolaan konflik yang diorientasikan dalam organisasi maupun perusahaan. Lima gaya yang dimaksud adalah:
1. Integrating (menyatukan, menggabungkan)
Individu yang memilih gaya ini melakukan tukar-menukar informasi. Disini ada keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima semua kelompok.Cara ini mendorong berpikir kreatif serta mengembangkan alternatif pemecahan masalah.

2. Obliging (saling membantu)
Disebut juga dengan kerelaan membantu. Cara ini menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain sementara dirinya sendiri dinilai rendah. Kekuasaan diberikan pada orang lain. Perhatian tinggi pada orang lain menyebabkan seorang individu merasa puas dan merasa keinginannya terpenuhi oleh pihak lain, kadang mengorbankan sesuatu yang penting untuk dirinya sendiri.
3. Dominating (menguasai)
Tekanan gaya ini adalah pada diri sendiri. Kewajiban bisa saja diabaikan demi kepentingan pribadi. Gaya ini meremehkan kepentingan orang lain. Biasanya berorientasi pada kekuasaan dan penyelesaiannya cenderung dengan menggunakan kekuasaan.
4. Avoiding (menghindar)
Individu yang menggunakan gaya ini tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri atau orang lain. Ini adalah gaya menghindar dari persoalan, termasuk di dalamnya menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.
5. Compromising (kompromi)
Perhatian pada diri sendiri maupun orang lain berada dalam tingkat sedang.







BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik sosial merupakan suatu pertentangan antar individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, individu dan kelompok dalam masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan. Konflik sosial juga merupakan  gambaran tentang terjadinya percekcokan, perselisihan, ketegangan, atau pertentangan sebagai akibat dari perbedaan – perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Bentuk konflik sosial yaitu konflik pribadi, konflik kelompok, konflik antar kelas sosial, konflik rassial, konflik budaya, dan konflik politik.Adapun sumber terjadinya konflik sosial yaitu faktor perbedaan individu dalam masyarakat, Perbedaan pola kebudayaan, Perbedaan status sosial, Perbedaan kepentingan, dan terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dan cara menyelesaikan konflik sosial yaitu dengan cara konsiliasi, mediasi, arbitrase, paksaan dan détente.
B. SARAN
Penulis berharap pembahasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai konflik sosial, serta dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pembahsan ini. Tersusunnya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun penulis akan berusaha untuk memperbaikinya dalam pembuatan makalah yang akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi kepada penulis khususnya, dan kepada para pembaca lainnya.




DAFTAR PUSTAKA
Winataputera, S.Udin, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka, 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta.html#ixzz29LM46oW9
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/03/teori-teori-konflik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik


Jumat, 05 Oktober 2012

to make decisions..


Kata orang klo mau ngambil keputusan itu harus ngikutin kata hati…
Karena kata hati itu yang paling benar…
Dan sekarang ketika aku mengambil keputusan dengan mengikuti kata hati, aku merasa bimbang… takut menyesal, dan takut terus menyalahkan diri sendiri…
Walaupun keputusan yang ku ambil sekarang ini belum membawa dampak apa-apa..
Tapi aku selalu menghawatirkan apakah keputusan ini akan berdampak baik bagi kedepan nya? Atau dampak yang terjadi hanya bersifat sesaat? Dan menimbulkan penyesalan pada akhirnya..?
Hal itu yang tidak ingin terjadi..  ( siapa juga yang mau hal seperti itu terjadi yaa..? )
Karena aku ingin keputusan ini membawa keseriusan kedepan nya…
Aku lelah untuk terus memilih dan mengambil keputusan yang semua nya itu melibatkan hati dalam mempertimbangkannya…
Karena seorang perempuan itu perasaan nya sangat peka, apalagi menyangkut perasaan  juga…
Beda hal nya dengan laki-laki yang cuek dan kurang peka terhadap suatu perasaan…
Dan perempuan juga selalu mempertimbangkan banyak hal dalam  memilih dan mengambil suatu keputusan ….
Aku ingin terus berpegang kepada keputusan ku saat ini…
 Tapi ketika keputusan itu berubah menjadi sebuah komitmen  atau ikatan, mengapa hati ini tidak bahagia, padahal dulu keinginan itu yang menjadi tujuan utama dari hati…
Semua itu membuat aku bimbang, tak mengerti, dan bingung apa yang harus aku perbuat..? bahkan aku juga bingung dengan perasaan dan hati ku… mengapa semua nya jadi seperti ini… :(
Terus  berdasarkan apa  aku harus mengambil  keputusan, apabila menggunakan kata hati saja masih bimbang…

Kamis, 04 Oktober 2012

Hujan...

Hujan selalu membawa bau khas tanah yang basah..
Hujan terkadang membawa berkah dan terkadang  juga membawa musibah...
Hujan menyuburkan bunga-bunga yang mulai layu.. dan menyuburkan tanaman-tanaman yang kekeringan...
Hujan selalu menciptakan romantika yang indah.. tetapi hujan juga terkadang membawa air mata bagi sebagian manusia...
Tetapi terkadang hujan membawa kesenangan dan kecerian bagi sebagian umat manusia pula.. seperti hal nya anak-anak yang suka bermain d bawah air hujan...
Seolah kepenatan dan beban masalah yang ada hilang bersama deras nya air hujan yang turun , ketika kita bermain d tengah deras nya hujan tersebut...
Hujan terkadang juga dapat menghambat aktifitas kita... tapi apabila kita menikmati dan mensyukuri turun nya hujan tersebut.. maka hujan itu dapat membawa ketenangan bagi kita...

"Man jadda wa jadda"

Man jadda wa jadda...
Barang siapa yang bersungguh - sungguh maka dapat lah  ia...
Sebuah mahfudzot atau bahkan sebuah peribahasa itu sudah dapat aku alami kebenaran nya.. 
Ketika aku sedang mnjalankan 2 pekerjaan dalam sehari dan untuk mengerjakan pekerjaan yg ke dua itu sangat butuh perjuangan.. mulai dari waktu , perjalanan yg jauh dengan wktu yg singat..
Tapi apabila kita niat dan sungguh" ingin melakukan pekerjaan itu maka kita bisa melakukan nya..
Walaupun dari segi waktu sebenarnya mustahil... yah bisa d bilang telat lah..
Tapi ALLAH pasti ngasih jalan buat kita...
Yang terpenting kita sudah berusaha.. sedangkan hasil nya kita pasrahkan saja kepada yang diatas... :)